Kuliah Tamu Pengenalan Industri Kecil Menengah (IKM) UPT Logam Kota Yogyakarta dan Disperindag Kabupaten Sleman

Pada Rabu, 16 Juni 2021, Program Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga mengadakan Kuliah Tamu dengan tema “Kuliah Tamu Industri Kecil dan Menengah”. Acara ini diadakan secara online, melalui media zoom. Acara ini dihadiri oleh sekitar 72 mahasiswa Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga, Bapak Dr. Cahyono Sigit Pramudyo, S.T., M.T., selaku Kepala Program Studi Teknik Industri Sunan Kalijaga, serta dua narasumber untuk mengisi dua sesi diskusi. Narasumber pertama adalah Bapak Nafiul Minan, S.T., selaku Kepala UPT Logam Kota Yogyakarta) dan narasumber kedua adalah Bapak Agung Tri Rahmanto, S.T., M.Ec.Dev selaku Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan Madya dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman.

Pada diskusi sesi pertama, Bapak Naiful Minan menjelaskan bahwa UPT Logam di Kota Yogyakarta sudah cukup maju dan sudah dapat menembus pasar internasional. Salah satu produk mereka, yaitufittinglampu sudah diekspor ke Jepang. Namun, di sisi lain, terdapat beberapa kendala dalam industri ini. Salah satu kendala yang dialami oleh UPT Logam terletak pada bidang pemasaran. Kendala ini didasari oleh seringnya terjadi ketidaksesuaian antara apa yang diinginkan konsumen terhadap produk mereka dengan apa yang UPT Logam produksi, misalnya dari sisi kualitas, bentuk, dan lainnya. Selain itu, sering terjadi ketidak sesuaian juga antara pekerja artisan yang dapat membuat desain produk dengan indah dan bernilai seni, namun produk tersebut sulit untuk dimanufaktur karena kurang sesuai dengan teknologi yang dimiliki. Bapak Naiful Minan menjelaskan bahwa peran civitas akademik ke IKM Logam dapat memperkuat teknologi yang dimiliki IKM agar mampu memfasilitasi desain artisan serta menyesuaikan atribut produk dengan apa yang diinginkan konsumen.

Sejalan dengan Bapak Naiful Minan, pada diskusi sesi kedua, Bapak Agung Tri Rahmanto juga menjelaskan bahwa beberapa permasalah yang dialami oleh IKM di Sleman adalah dari sisi pemasaran dan teknologi. Kendala lainnya adalah dari sisi manajerial, permodalan, sumber daya manusia, dan lainnya. Bapak Naiful Minan juga menjelaskan, bahwa civitas akademik dapat membantu dalam bidang ini. Namun akademisi perlu melakukan penguatan kemampuan komunikasi dari sisi pendekatan personal dan kemampuan menyederhanakan bahasa akademis agar mudah dipahami masyarakat awam. Hal ini wajar terjadi, karena fokus dari ilmu teknik industri saat ini lebih ke arah mass production sehingga perlu dilakukan beberapa penyesuaian untuk terjun menyelesaikan permasalahan dalam sistem IKM. Bapak Naiful Minan juga menjelaskan bahwa IKM di Sleman sudah cukup maju dari berbagai bidang, seperi di bidang industri pengolahan makanan, batik, kulit, dan lainnya. Selain itu, IKM di Sleman juga sudah sering mengikuti event interasional.

Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif. Dengan diadakan acara ini, diharapkan dapat membuat mahasiwa dapat lebih mengenal IKM di Yogyakarta dan mendapat bayangan kondisi IKM di Yogyakarta saat ini serta memahami tantangan aplikasi ilmu teknik industri di IKM.